Di sebuah desa kecil yang damai, tiba-tiba suasana berubah ramai. Kampaye bupati akan digelar, dan para calon mulai kampanyekan janji-janji mereka. Salah satu calon yang paling heboh adalah Pak Sabar. Namanya sih “Sabar,” tapi kalau soal kampanye, dia luar biasa cepat bergerak, seperti atlet lari.
Saat berkampanye di balai desa, Pak Sabar naik ke panggung dengan senyum selebar jalan raya. Ia memegang mikrofon dan berkata:
“Bapak-bapak, ibu-ibu, kalau saya terpilih jadi bupati, saya janji… jalan berlubang di desa kita ini akan saya sulap jadi jalan tol!”
Semua warga bertepuk tangan. Bahkan, si Karyo, yang tadinya tidur di pojokan, langsung terbangun dan ikut berteriak, “Hidup Pak Sabar!”
Tapi ada satu warga yang kritis, namanya Bu Tini. Ia berdiri sambil bertanya, “Pak Sabar, itu jalan tol dibayar pakai apa? Kan kami nggak punya uang buat bayar tol?”
Pak Sabar tidak kalah cepat menjawab, “Tenang, Bu! Kalau saya jadi bupati, tol-nya gratis seumur hidup! Bahkan sapi Bu Tini pun boleh lewat!”
Warga langsung tertawa terbahak-bahak. Pak Sabar makin semangat. Ia lanjut berjanji, “Dan tidak hanya itu! Kalau saya menang, setiap keluarga akan saya kasih sapi perah, ayam bertelur emas, dan kebun yang bisa panen sendiri tanpa ditanam!”
Mendengar ini, Pak Darno yang sudah tua tiba-tiba angkat tangan. “Pak Sabar, kalau sapi perahnya bisa bikin susu cokelat, saya langsung pilih Bapak!” katanya dengan nada bercanda.
Tanpa ragu, Pak Sabar menjawab, “Pak Darno, bukan cuma susu cokelat! Kalau saya jadi bupati, sapinya juga bisa bikin susu stroberi dan teh tarik!”
Warga semakin heboh. Mereka mulai membayangkan sapi dengan mesin otomatis seperti di iklan-iklan.
Setelah itu, Pak Sabar membuat janji terakhir yang paling menggemparkan. “Dan untuk anak-anak muda di sini, saya janji semua jalan desa akan punya Wi-Fi gratis dengan kecepatan super cepat. Bahkan, ayam tetangga pun bisa main TikTok!”
Anak-anak muda langsung bersorak. Tapi ada satu bocah kecil, namanya Udin, yang dengan polos bertanya, “Pak, kalau ayam main TikTok, saya boleh jadi follower-nya nggak?”
Pak Sabar tidak kehabisan akal. “Boleh, Din! Bahkan nanti ayamnya akan bikin giveaway telur rebus buat pengikutnya!”
Hari pemilihan pun tiba. Dan seperti yang diduga, Pak Sabar menang telak. Warga memilihnya bukan karena percaya janji-janji itu akan terjadi, tapi karena semua orang ingin tahu, apakah sapi yang bisa bikin susu teh tarik benar-benar ada.
Namun, setelah enam bulan menjabat, Pak Sabar belum menepati satu pun janjinya. Jalan berlubang tetap ada, sapinya tak pernah datang, apalagi Wi-Fi gratis. Ketika warga mulai protes, Pak Sabar hanya tersenyum sambil berkata:
“Bapak-ibu, sabar dulu ya. Nama saya kan Pak Sabar. Jadi semua harus dilakukan pelan-pelan. Nanti kalau saya pensiun, mungkin semua janji itu baru akan jadi nyata!”
Sejak saat itu, Pak Sabar punya julukan baru di kampungnya: “Bupati Sabar yang Bikin Warga Sabar.”
Dan setiap kali jalan berlubang dilihat warga, mereka hanya tertawa sambil berkata, “Ini lubang tol gratis Pak Sabar!” 😄