Indramayu # Masyarakat pesisir di Eretan Wetan dan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, kembali menghadapi tantangan besar berupa banjir rob. Fenomena ini tidak hanya mengganggu aktivitas harian, tetapi juga membawa dampak serius terhadap keselamatan dan kesejahteraan warga.
Banjir rob, yaitu peristiwa masuknya air laut ke daratan saat pasang tinggi, telah menjadi rutinitas yang menghantui wilayah pesisir ini. Di Eretan Kulon dan Lor, kejadian ini semakin intens, terutama saat musim penghujan dan bulan purnama. Abrasi pantai yang tak terkendali juga memperburuk keadaan, membuat garis pantai terus tergerus dan wilayah pesisir semakin rentan.
“Ratusan rumah warga tergenang setiap kali banjir rob datang. Jalan utama berubah seperti sungai, dan ini mempersulit mobilitas,” ungkap seorang warga setempat.
Penyebab Banjir Rob
Fenomena banjir rob di Eretan Wetan dan Kulon disebabkan oleh beberapa faktor:
- Perubahan Iklim: Naiknya permukaan air laut akibat pemanasan global dan perubahan pola cuaca ekstrem memperburuk situasi.
- Abrasi Pantai: Kurangnya vegetasi penahan gelombang, seperti mangrove, serta aktivitas manusia yang merusak lingkungan mempercepat abrasi.
- Penurunan Permukaan Tanah: Pengambilan air tanah berlebih menjadi salah satu penyebab utama penurunan permukaan tanah, membuat wilayah ini lebih mudah tergenang air laut.
Dampak Banjir Rob
Banjir rob membawa berbagai dampak buruk, baik materiil maupun non-materiil, antara lain:
- Kerugian Materiil: Rumah, jalan, dan fasilitas umum mengalami kerusakan, memaksa warga mengeluarkan biaya besar untuk perbaikan.
- Masalah Kesehatan: Air rob bercampur limbah menjadi sumber berbagai penyakit, seperti diare, infeksi kulit, dan demam berdarah.
- Kemiskinan: Nelayan sulit melaut akibat gelombang tinggi, sementara intrusi air laut ke lahan pertanian mengurangi produktivitas panen.
Langkah Penanggulangan
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meminimalkan dampak banjir rob, di antaranya:
- Penanaman Mangrove: Pemerintah dan organisasi lingkungan aktif menanam mangrove untuk mengurangi abrasi dan menahan gelombang.
- Pembangunan Tanggul: Beberapa tanggul penahan air laut telah dibangun di titik rawan, meski masih perlu penguatan.
- Edukasi Lingkungan: Masyarakat diberi pemahaman tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mengurangi pengambilan air tanah.
- Relokasi Penduduk: Dalam beberapa kasus, pemerintah mempertimbangkan relokasi warga dari area rawan banjir ke lokasi yang lebih aman.
Meski tantangan besar masih menghadang, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi lingkungan menjadi kunci untuk menciptakan solusi jangka panjang.
Dengan langkah strategis dan dukungan berkelanjutan, dampak banjir rob dapat diminimalkan, memberi masyarakat pesisir harapan untuk hidup lebih baik.
Banjir rob tidak hanya menjadi masalah lokal, tetapi juga bagian dari krisis lingkungan global yang memerlukan perhatian bersama. Solusi berkelanjutan harus menjadi prioritas demi melindungi masa depan masyarakat pesisir di Eretan dan daerah lainnya.