Indramayu, 14 /05/2025 # Angin segar mulai berembus bagi PT Bumi Wiralodra Indramayu (Perseroda). Perusahaan daerah yang selama ini lebih dikenal karena catatan kerugian daripada prestasinya, kini bersiap membuka babak baru di bawah calon kepemimpinan Robani Hendra Permana.
Melalui proses seleksi panjang dan ketat yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Indramayu, Robani muncul sebagai peringkat teratas dari lima kandidat yang dinyatakan lolos Uji Kelayakan dan Kepatutan (UKK). Seleksi ini menjadi momentum penting, bukan hanya untuk memilih nahkoda baru, tetapi juga untuk memulihkan kepercayaan terhadap masa depan BWI sebagai lokomotif ekonomi daerah.
Robani mengungkapkan bahwa seleksi calon direksi tak ubahnya seperti proses penyaringan talenta terbaik. “Tesnya cukup rumit dan menyita waktu. Ada psikotest, ujian tertulis, presentasi makalah bisnis, hingga wawancara berbahasa Inggris,” jelas pria lulusan Teknik Sipil ITB ini.
Namun bagi Robani, tantangan sesungguhnya justru ada di depan: membawa BWI keluar dari kerugian dan menjadikannya perusahaan yang sehat secara keuangan dan memberi kontribusi riil bagi pendapatan asli daerah (PAD). Ia masuk dalam seleksi ini bukan sekadar ambisi pribadi, melainkan karena dorongan berbagai tokoh masyarakat yang ingin melihat perubahan nyata.
Misi Perubahan: Dari “Zero” ke “Hero”
Visi Robani terhadap BWI terbilang jelas dan terukur. Ia membawa tiga misi utama: membentuk tim yang profesional dan transparan, menjalin kolaborasi lintas BUMD, serta membuka diri terhadap transformasi digital dan teknologi.
“BWI memiliki peluang luar biasa. Kita punya SPBE, rice centre, dan sumber daya alam berlimpah—beras, garam, mangga, hingga gas. Tinggal bagaimana mengelolanya secara serius dan modern,” tegasnya.
Pengalaman Robani di berbagai perusahaan nasional serta kiprahnya dalam kegiatan sosial di Indramayu memperkuat modal kepemimpinannya. Ia juga dikenal sebagai pendiri Pesantren Tahfidz Abdurrahman Basuri, menunjukkan kepeduliannya terhadap pendidikan dan pembinaan karakter generasi muda.
Pemerintah Daerah Butuh Sosok Visioner
Bupati Indramayu, Lucky Hakim, sejak awal berharap seleksi direksi BWI ini bisa menghasilkan figur yang visioner, adaptif dan responsif. “Kita butuh orang-orang hebat untuk menciptakan core bisnis yang bisa diandalkan. Minimal, modal BWI saat ini harus bisa memberikan keuntungan 30 persen,” tegasnya.
Optimisme ini bukan tanpa alasan. Di tengah persaingan antar BUMD, hanya perusahaan yang berani bertransformasi dan membuka diri terhadap kolaborasi yang akan bertahan. Maka, reformasi manajemen, tata kelola yang sehat, dan inovasi bisnis adalah kunci.
Membangun BUMD yang Bermanfaat, Bukan Sekadar Ada
Robani ingin mengajak BUMD seperti BWI bukan sekadar perusahaan milik daerah. ini adalah instrumen penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, membuka lapangan kerja, dan memperkuat kemandirian fiskal daerah.
Masih banyak BUMD di Indonesia justru menjadi beban APBD karena salah urus, minim inovasi, dan tidak punya arah bisnis yang jelas. Oleh karena itu, publik perlu ikut mengawasi sekaligus memberi ruang untuk membuktikan kemampuannya.
“Saya ingin mengubah BWI dari zero menjadi hero,” kata Robani. Targetnya, di tahun pertama masa kerja, BWI sudah bisa menyumbang keuntungan untuk daerah.
Jika misi ini bisa diwujudkan, maka BWI bukan hanya akan menjadi perusahaan yang menguntungkan, tetapi juga simbol keberhasilan transformasi manajemen BUMD berbasis integritas, profesionalisme, dan keberpihakan pada potensi daerah.