INDRAMAYU – Robiin, mantan anggota DPRD Indramayu, dan 36 WNI lainnya kini dalam bahaya serius. Mereka disekap dan disiksa di perbatasan Thailand-Myanmar. Kondisi ini telah memicu kemarahan publik dan desakan kuat agar pemerintah segera bertindak.
Puluhan warga Desa Arjasari, Kecamatan Patrol, Indramayu, berkumpul di kediaman Robiin pada Kamis (10/10/2024), membawa spanduk besar berisi permintaan tolong yang ditujukan langsung kepada Presiden Joko Widodo, Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Kapolri, dan pihak-pihak terkait. Mereka menuntut tindakan segera untuk menyelamatkan nyawa Robiin dan puluhan WNI yang dipaksa menjadi korban penyiksaan brutal di Myanmar.
“Robiin adalah mantan anggota DPRD! Dia sahabat kami! Kami tidak akan diam melihat dia disiksa tanpa alasan! Kami meminta pemerintah untuk segera menyelamatkan dia dan WNI lainnya!” tegas Muhamad Sholihin, mantan rekan Robiin di DPRD, kepada panturajournalist.com.
Sholihin mengungkapkan bahwa Robiin, bersama 36 WNI lainnya, telah menjadi korban jaringan kriminal yang menjebak mereka dengan tawaran pekerjaan palsu. Awalnya Robiin dijanjikan posisi HRD di sebuah perusahaan garmen di Thailand, namun ia diselundupkan ke Myanmar dan dipaksa bekerja sebagai admin online scamming. Selama lebih dari setahun, Robiin harus bertahan di tengah ancaman, bekerja hingga 20 jam sehari, dan mengalami penyiksaan fisik.
“Kami tidak bisa menunggu lebih lama lagi! Mereka bekerja di bawah ancaman setruman listrik, dipukul, dan disiksa setiap hari! Ini masalah kemanusiaan, pemerintah harus segera bertindak sebelum terlambat!” kata Sholihin dengan suara lantang.
Yuli Yasmi, istri Robiin, menceritakan kengerian yang dialami suaminya. Ia mengatakan bahwa komunikasi dengan Robiin sangat terbatas dan dilakukan sembunyi-sembunyi. Dalam pesan terakhir yang diterima, Robiin mengirim permintaan tolong yang membuat hati Yuli hancur.
“Suami saya sudah disekap selama setahun! Dia dianiaya, dipaksa bekerja tanpa henti. Jika tidak mencapai target, dia disiksa. Saya minta pemerintah segera menjemput mereka sebelum semuanya terlambat!” ujar Yuli, dengan mata berlinang.