www.panturajournalist.com Indramayu, Sebagai lumbung padi nasional, Kabupaten Indramayu memiliki areal persawahan yang sangat luas. Tak hanya menyumbang produksi padi nasional, berbagai budaya agraris juga lekat dalam kehidupan petani di pesisir pantura Jawa Barat itu.
Beragam tradisi yang berkaitan dengan pertanian pun hadir dan tetap lestari sejak ratusan tahun lalu. Tradisi itu mulai dari menyambut masa tanam hingga menyambut masa panen.
Mapag Sri digelar sebagai ungkapan rasa syukur petani kepada Tuhan Yang Maha Esa karena panen yang diharapkan akan segera tiba. Tak hanya petani, tradisi Mapag Sri juga melibatkan seluruh unsur masyarakat, termasuk aparat desa yang bertindak sebagai panitia acara.
Dalam tradisi Mapag Sri, diisi dengan doa agar hasil panen bisa berlimpah. Selain itu, diadakan pula makan bersama seraya dimeriahkan dengan jenis kesenian tradisional. Seperti tari topeng, sintren ataupun lainnya sebagai hiburan bagi masyarakat.
Tradisi Mapag Sri itu salah satunya seperti yang dilangsungkan di Desa Sumuradem Barat kecamatan Sukra Kabupaten Indramayu, selasa 08 November 2022
Kepala Desa Sumuradem Barat H.Tasmarih mengatakan, tradisi Mapag Sri selalu rutin digelar setiap tahun. Pemerintah desa bersama masyarakat terus berkomitmen dalam melestarikan tradisi yang sudah ada sejak zaman dulu itu.
‘’Ini merupakan ungkapan rasa syukur para petani atas nikmat panen raya yang akan dilaksanakan, Kesempatan ini pemdes sumuradem barat mengundang kesenian wayang golek potel dari grup wayang budaya” tandas H.Tasmarih
Ojan Tajam