Lahan Satu Hektar Sulap Budidaya Semanggen

panturajournalist.com, Sawi (56) adalah salah satu petani yang memanfaatkan lahan sawahnya untuk ditanami daun semanggen. Sebelumnya, dia bertanam padi. Namun, semenjak tiga tahun terakhir, dia beralih budidaya semanggen. Dan ternyata hasilnya lebih menguntungkan. Lokasi budidaya Semanggen terdapat di Desa kertamulya kecamatan Bongas Kabupaten Indramayu.

Kebanyakan orang budidaya semanggen banyak yang menganggap sebelah mata, namun banyak yang kurang tahu akan hasilnya, Banyak dilakoni oleh para petani diwilayah indramayu Lantaran untung yang lumayan didapat. Ketimbang bertanam padi. Kamis 12

Bahkan saat petani padi lagi waswas ancaman banjir, mereka justru ketiban berkah.

Pasalnya, memasuki musim penghujan seperti sekarang ini, produksi panen daun semanggen meningkat. Penghasilan merekapun berlipat-lipat.

 

“Sekarang mulai banyak petani yang beralih bertanam semanggen. Terutama yang lahannya kurang produktif. Kebanjiran saat musim hujan, kekeringan dikala kemarau,” kata Iwan.

Semula, lanjut dia, trend pertanian semanggen hanya diminati para petani di wilayah Kecamatan Anjatan. Kini mulai meluas dibeberapa desa lainnya, seperti Kecamatan Bongas dan kecamatan Jatibarang.

Seperti di Desa Kertamulya, Kecamatan Bongas. Petani disana ramai-ramai bercocok tanam daun untuk bahan baku pembuatan rumbah semanggen itu. Yang dulu biasanya tumbuh liar diareal persawahan, Tapi kini mulai jarang. Sementara peminatnya banyak. Sampai dari luar kabupaten. Bakul dari Pamanukan Subang sampai rela ngantri demi Dau Semanggen bersaing sama bakul yang dari Cikampek.

Di Desa Kertamulaya sendiri, tepatnya ditepi jalan raya Lempuyang-Bongas terdapat belasan petak lahan semanggen. Sekaligus dijadikan tempat jualan.

Menurut Iwan ketertarikan petani lantaran budidaya semanggen sangat menguntungkan. Dengan harga Rp8000/kg, setiap hektare lahan semenggan petani bisa memperoleh pendapatan sampai Rp3,5-5 juta sebulan. Untuk dua sampai tiga kali panen.

“Kalau padi kan panennya nunggu seratus hari. Kalau harga gabahnya lagi anjlok, petani malah buntung. Beda dengan semanggen. Untung terus,” katanya.

Apalagi biaya operasionalnya pun relatif murah. Sebab, menanam semanggen tidak terlalu susah. Cukup ditraktor, pemupukan serta perawatan berkala.

Iapun berinisiatif menanam semanggen dengan cara lebih modern. Semanggen yang sebelumnya tumbuh liar, dirawat serta dipupuk agar tumbuh lebih cepat. Setiap dua belas hari, semanggen bisa dipanen. “Sekarang malah kesulitan memenuhi permintaan,” ujarnya. (min.s)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *