Insiden Intimidasi Wartawan dalam Demo PDAM Berujung Laporan Polisi

panturajournalist.com  IndramayuUnjuk rasa yang dilakukan oleh Aliansi Topi Jerami (ATJ) di kantor PDAM Indramayu pada Kamis, 15 Agustus 2024, diwarnai insiden yang melibatkan tindakan intimidasi dan nyaris terjadinya pengeroyokan terhadap seorang wartawan. Insiden ini berujung pada laporan ke pihak kepolisian.

Korban dalam insiden ini adalah Urip Triadi, seorang wartawan media online, yang mengalami intimidasi dan hampir dikeroyok oleh peserta demo. Urip menjelaskan bahwa awalnya aksi berjalan tertib, dengan orasi dari massa yang berlangsung lancar.

Namun, situasi berubah ketika seorang peserta aksi berusaha merobek baliho yang berisi deklarasi zona integritas—pesan yang sebenarnya sejalan dengan aspirasi para pendemo untuk mengawal kinerja PDAM. Urip, yang berusaha mencegah perusakan baliho tersebut sambil menjelaskan bahwa isinya mendukung tujuan demo, justru dianggap menghalangi aksi sehingga nyaris dikeroyok oleh peserta demo lainnya.

“Saya hanya ingin menjelaskan bahwa baliho itu sejalan dengan apa yang disampaikan para pendemo, yaitu sama-sama mengawal kinerja perusahaan PDAM. Namun, sebelum sempat saya jelaskan, saya sudah dikepung oleh pendemo lain dan hampir dikeroyok,” ungkap Urip.

Baca Juga :

  1. PDAM TDA Kabupaten Indramayu Gelar Ikrar Komitmen Pelayanan Air Minum dan Pencanangan Zona Integritas
  2. ATJ Suarakan Aspirasi: Dirut Tanggapi Kritik untuk Peningkatan Layanan PDAM Indramayu 
  3. Panitia Donor Darah Di Lingkungan Kilang PERTAMINA RU VI Tolak Wartawan

Setelah insiden tersebut, Urip dan beberapa wartawan lainnya mencoba mengklarifikasi kejadian tersebut dengan mendatangi Noval, peserta aksi yang berusaha merobek baliho, serta koordinator demonstran. Namun, upaya klarifikasi ini malah memicu perdebatan. Dalam rekaman video yang diterima redaksi, terlihat koordinator demonstran, Carkaya, tidak menyukai kehadiran wartawan dan melarang Noval untuk diwawancara.

“Sini, Val. Gak usah klarifikasi, kamu duduk sini,” perintah Carkaya kepada Noval, diikuti dengan pernyataan keras kepada wartawan, “Kalau saya tidak mau diwawancarai, kamu mau apa?” sambil meminta wartawan untuk segera meninggalkan lokasi.

Merasa tidak mendapatkan respon yang baik dan menganggap tindakan tersebut sebagai bentuk ancaman, Urip bersama rekan-rekan wartawan akhirnya sepakat untuk melaporkan insiden ini kepada pihak kepolisian guna mendapatkan perlindungan dan keadilan atas tindakan intimidasi yang mereka alami.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *