Indramayu, 19 Agustus 2024 – Kekeringan yang melanda wilayah Indramayu Barat, khususnya di daerah Bongas dan Cipaat, telah menjadi tantangan besar bagi para petani yang menggantungkan hidupnya pada hasil panen padi. Suplai air yang minim akibat musim kemarau, ditambah dengan pembangunan proyek Kali Tulangkacang, membuat para petani di daerah ini semakin kesulitan mendapatkan air yang dibutuhkan untuk irigasi sawah mereka.
Wardono Hasan Saputra, SE. Ketua DPC Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia (PWDPI), menyampaikan keprihatinannya atas kondisi yang dihadapi para petani. Ia berharap, Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu dan Pemerintah Kabupaten Indramayu dapat segera merespons situasi ini dengan langkah-langkah yang tepat.
“Para petani di wilayah Bongas dan sekitarnya sedang menghadapi tantangan besar. Kami semua sangat berharap, baik pemerintah maupun dinas terkait, dapat bersama-sama mencari solusi yang terbaik untuk mengatasi kekeringan ini,” ujar Wardono.
Kekeringan tidak hanya mempengaruhi wilayah Bongas dan Cipaat, tetapi juga wilayah lain seperti Kecamatan Kandanghaur dan Desa Curug, di mana tanaman padi terancam gagal panen. Jika situasi ini terus berlangsung, hasil panen yang biasanya melimpah dan menjadi andalan bagi Bulog, dikhawatirkan akan mengalami penurunan.
Wardono juga menambahkan bahwa proyek pembangunan yang sedang berjalan perlu dipertimbangkan dengan bijaksana, agar dampaknya terhadap para petani dapat diminimalisir. “Kami percaya bahwa pembangunan sangat penting, namun di saat yang sama, kami juga berharap agar kebutuhan para petani akan air irigasi tetap diperhatikan,” tambahnya.
Seruan ini diharapkan dapat menggugah semua pihak terkait untuk berkolaborasi dalam mengatasi masalah kekeringan di Indramayu Barat, sehingga para petani dapat terus menjalankan aktivitas pertanian mereka dengan baik, dan hasil panen tetap terjaga. Bersama-sama, kita bisa menghadapi tantangan ini dan menjaga kesejahteraan masyarakat petani di Indramayu.