Indramayu, 12 juni 2024 – Survei dari lembaga Poltracking menyingkapkan fakta mengejutkan: 90,1% warga Indramayu menginginkan perubahan dalam pembangunan kabupaten ini. Angka yang dipublikasikan oleh Carkaya, salah seorang Aktivis Politik Indramayu di akun media sosial Facebook-nya. menjadi gema harapan dan tuntutan yang tak bisa diabaikan oleh siapa pun.
Pertanyaan “Apakah bapak/ibu/saudara ingin ada perubahan dalam pembangunan kabupaten Indramayu ke depan?” – sebesar 90,1% “ingin ada perubahan”, 4,4% “tidak ingin ada perubahan” dan 5,7% menjawab “tidak tahu/tidak jawab”.
Itulah hasil survey lembaga survey “Poltracking” (Akhir Mei 2024) yang diupload Carkaya, aktivis politik Indramayu di akun media sosial “Facebook” (26/5/2024).
Data ini bukan sekadar angka; ini adalah manifestasi dari rasa frustrasi dan harapan yang membara di hati masyarakat Indramayu. Dalam konteks Pilkada 2024, pesan ini sangat jelas: mayoritas mutlak warga Indramayu mendambakan perubahan kepemimpinan. Kampanye “rong porod” (dua periode) yang terlihat meriah di ruang publik dengan spanduk dan baliho bertebaran dimana-mana, ternyata hanya sekadar ornamen tanpa dukungan nyata dari rakyat.
Dalam perspektif teori demokrasi Indonesia, kita dapat merujuk pada pemikiran Nurcholish Madjid yang menekankan pentingnya “demokrasi yang berkeadilan.” Madjid menekankan bahwa inti dari demokrasi adalah keadilan sosial dan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Demokrasi sejati tidak hanya dilihat dari pemilihan umum, tetapi juga bagaimana kepemimpinan dapat mengakomodasi aspirasi dan kebutuhan rakyat secara adil dan merata.
Tidak mungkin ada perubahan signifikan dalam pembangunan Indramayu tanpa adanya perubahan kepemimpinan. Bupati adalah kunci utama dalam menggerakkan pembangunan, dan tanpa perubahan di pucuk pimpinan, harapan masyarakat untuk perbaikan akan sulit terwujud.
Lebih dari sekadar keinginan untuk mengganti bupati, hasil survei ini juga mengirimkan pesan mendasar tentang urgensi kepemimpinan yang adil dan responsif. Dalam demokrasi yang berkeadilan, seperti yang diajarkan oleh Nurcholish Madjid, seorang pemimpin harus mampu mendengar dan menjawab aspirasi rakyat dengan kebijakan yang adil dan berpihak pada kepentingan masyarakat luas.
Ironisnya, meskipun banyak prestasi dan penghargaan diterima oleh bupati saat ini, mayoritas masyarakat Indramayu justru merasa tidak puas dan menginginkan perubahan. Hal ini menunjukkan adanya ketidakselarasan antara pemerintah dan rakyat. Masyarakat tidak hanya menginginkan pemimpin yang berprestasi di atas kertas, tetapi juga pemimpin yang mampu mewujudkan kesejahteraan nyata dan mendengarkan suara mereka.
Pemikiran Madjid menegaskan bahwa legitimasi seorang pemimpin dalam demokrasi tidak hanya terletak pada kemampuannya memenangkan pemilu, tetapi juga pada kemampuannya untuk menciptakan keadilan sosial. Kekuatan demokrasi terletak pada partisipasi aktif warga dan keadilan dalam distribusi kesejahteraan.
Baca Juga : Siapa Nurcholish Madjid: Sang Pencerah Demokrasi dan Keislaman di Indonesia |
Hasil survei ini adalah panggilan mendesak dari masyarakat Indramayu untuk perubahan yang nyata dan berkeadilan. Suara ini tidak bisa diabaikan, karena ini adalah manifestasi dari keinginan tulus mereka untuk melihat Indramayu yang lebih baik. Masyarakat Indramayu telah berbicara, dan pesan mereka sangat jelas: waktunya untuk perubahan, waktunya untuk pemimpin baru yang mampu menjadikan aspirasi mereka kenyataan.
Kita semua harus mendengarkan dan merespons suara hati masyarakat ini dengan serius, karena inilah esensi dari demokrasi yang sejati dan berkeadilan. Waktunya untuk tindakan nyata, bukan hanya retorika. Indramayu membutuhkan pemimpin yang mampu membawa perubahan nyata dan menjawab harapan rakyat dengan kebijakan yang adil dan berkelanjutan.