Sosialisasi Penyakit PMK di BPP Cipancuh

www.panturajournalist.com – Indramayu, Penyakit mulut dan kuku atau biasa disebut PMK pada hewan ternak kerap momok yang perlu diseriusi. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang bersifat merusak jaringan sel. Kerugian dari dampak penyakit ini bukan hanya dirasakan oleh peternak, namun juga dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, BPP Cipancuh bersama dokter Hewan melakulan sosialisasi kepada para peternak yang ada di desa Cipancuh Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu, pun memberikan edukasi mengenai penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak.

“Penyakit ini merupakan penyakit akut, cepat, mendadak kemudian sangat menular dan sangat infeksius,” Kata drh. Diandaju pada senin (21/11/2022).

Karena selain dapat menginfeksi hewan ternak ruminansia virus juga dapat menginfeksi rusa. Virus ini memiliki waktu inkubasi dalam kurun waktu 2-14 hari. Dalam beberapa kasus, tanda gejalanya sudah muncul dalam waktu kurang dari 24 jam setelah virus menginfeksi. Virus ini akan berkembang dalam jaringan faring, kulit, dan menyebar keseluruh tubuh melalui sirkulasi darah kemudian akan terbentuk lepuh pada faring.

“Gejala awal akut yaitu hipersalivasi (saliva berlebih), sapi tampak tidak bahagia, demam, dan nafsu makan menurun. Kalau gejala sudah kronik akan terbentuk lepuh, erosi, dan mengelupas,” ungkap drh. Diandaju.

Vaksin sebagai upaya pencegahan saat ini pun belum bisa memberikan perlindungan yang baik terhadap hewan. Dalam penanganannya, PMK juga tidak memiliki pengobatan yang spesifik. Obat antibiotik yang diberikan hanya dapat mematikan bakteri sekunder dan tidak dapat untuk mematikan virus. Disamping itu, virus PMK ini akan tetap menetap dalam hewan dalam waktu yang lama, terangnya.

Oleh karena itu, kata dia, diperlukan usaha pencegahan dan pengobatan terkait penyakit Mulut dan Kuku. Selain aspek biosecurity, perlu dilakukan pula pemberian suplemen, infeksi antibiotik, multivitamin, imunitas dan lain-lain.

Menurutnya, aspek biosecurity perlu dilakukan dengan sangat ketat guna mencegah penularan penyakit PMK semakin meluas. Karenanya penanganan penyakit PMK perlu dilakukan secara komprehensif dan bergotong royong.

“Perlu pula tindakan-tindakan preventif, protektif, tindakan kuratif, pengobatan, potong paksa, stamping out, farm lockdown, pemberian nutrisi, dietetic feed,” terangnya.

Di saat wabah PMK menyerang, kata drh…. sangat diperlukan pemberian feed additive yang terdiri dari beberapa bahan atau campuran zat aktif yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan hewan. Dengan pemberian feed additive ini diharapkan kondisi kesehatan hewan akan lebih baik dan mampu berproduksi lebih optimal.

” Terkait pencegahan dan pengendalian penyakit PMK perlu dilakukan biosekurity meliputi isolasi dan karantina hewan, kontrol lalu lintas ternak, manusia, pakan, produk peternakan, kebersihan ternak, kebersihan kandang, kebersihan sapronax, kebersihan lingkungan, dan desinfeksi,” jelasnya.

( Uri Damuri )

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *