Rembuk Stunting, Pencegahan Stunting di Desa kertajaya

www.panturajournalist.com Indramayu Jawa Barat,  dalam rangka Pencegahan Stunting bersama, Dinas P2KBP3A Kecamatan Bongas  melaksanakan kegiatan Rembuk STUNTING (Strategi Konvergensi Penanggulangan dan Pencegahan Stunting) pada hari Jum’at, (21/10/2022) yang bertempat di Ruang Rapat  Kantor Desa Kertajaya.

Rembuk Stunting merupakan langkah penting yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Indramayu untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting yang dilakukan secara bersama-sama antara OPD penanggung jawab layanan dengan sektor/lembaga non-pemerintah dan masyarakat. Pada kesempatan ini turut hadir Dinas P2KBP3A dari Kecamatan Bongas,Ketua PKK Desa Kertajaya, Ketua Pokja,Ketua Kader Posyandu Balita Se-Desa Kertajaya,Kader Pembangunan Manusia (KPM) Desa Kertajaya.

Dimana dilanjutkan dengan sesi diskusi dan pendeklarasian komitmen. Tujuan diadakannya pertemuan ini yaitu menyampaikan hasil analisis situasi dan mendeklarasikan komitmen pemerintah daerah serta menyepakati rencana kegiatan Strategi Konvergensi Penanggulangan dan Pencegahan Stunting.

Aksi Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting Terintegrasi sesuai dengan Petunjuk Teknis Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi Kab/Kota. Penanggung jawab Aksi ini adalah Bappeda dan Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu.

Kuwu Desa Kertajaya Warkani mengatakan, Tujuan dari Rembuk Stunting ini adalah dokumen hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan intervensi penurunan stunting terintegrasi, deklarasi komitmen Pemkab Indramayu dan komitmen publik dalam kegiatan pencegahan dan penurunan stunting terintegrasi.

Kuwu Warkani  menyampaikan bahwa generasi penerus bangsa harus sehat, cerdas, kreatif, dan produktif. Jika anak-anak terlahir sehat tumbuh dengan baik dan didukung oleh pendidikan yang berkualitas maka mereka akan menjadi generasi yang menunjang kesuksesan pembangunan bangsa. Sebaliknya jika anak-anak terlahir dan tumbuh dalam situasi kekurangan gizi kronis, mereka akan menjadi Anak Kerdil atau dengan istilah Anak Stunting, jelas Warkani. ( Uri Damuri ).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *