Suasana: Keluarga Pak Jono duduk melingkar di ruang makan sederhana, menggunakan tikar pandan. Di tengah ada nasi jagung, sayur lodeh, dan ikan asin. Lampu minyak menyala redup. Semua siap makan, tanpa ada notifikasi atau bunyi ringtone.
Pak Jono: “Ayo, semua sudah cuci tangan belum? Ingat, tangan bersih, hati juga bersih!”
Budi: “Tapi Pak, tangan bersih kalau makan nasi jagung tetap lengket. Apa bedanya?”
(Semua tertawa.)
Bu Jono: “Lengket itu bukan masalah, Budi. Yang penting nasinya masuk ke perut, bukan ke lantai!”
Siti: “Iya, Bu. Tapi kalau ada handphone, kita bisa foto makanannya dulu. Siapa tahu bisa jadi terkenal.”
Pak Jono: “Lho, mau makan atau mau pamer? Zaman dulu, makanan nggak difoto, tapi diceritain. Cerita itu lebih enak didengar daripada dilihat.”
(Toni, si anak sulung, ikut nimbrung sambil mengunyah ikan asin.)
Toni: “Iya, Pak. Tapi kalau ada hape, kita bisa cari resep lodeh yang lebih modern. Lodeh kita kok rasanya itu-itu aja.”
Bu Jono (menyodok pelan bahu Toni): “Hei, resep modern apa? Lodeh ini resep nenekmu, sudah bikin kita kenyang puluhan tahun!”
Budi (dengan wajah polos): “Pak, kalau dulu nggak ada hape, gimana orang tahu waktu makan? Kan nggak ada alarm!”
Pak Jono (tertawa kecil): “Makanya ada ayam, Budi. Ayam itu alarm hidup. Kalau kokoknya kedengeran, artinya waktunya bangun dan kerja. Tapi ayam nggak perlu Google, langsung otomatis!”
(Semua tertawa terbahak-bahak. Siti mulai mengangguk, ikut larut dalam suasana.)
Siti: “Pak, enak ya makan bareng gini. Nggak sibuk pegang hape, nggak rebutan colokan.”
Pak Jono: “Nah, itu. Zaman dulu tuh kalau makan, kita nggak cuma kenyang perut. Kita kenyang cerita, kenyang nasihat, kenyang kasih sayang. Sekarang? Sibuk scroll, scroll, scroll!”
Toni (mengangguk bijak): “Iya, Pak. Tapi kadang kalau nggak ada hape, aku ketinggalan berita!”
Pak Jono: “Berita? Nih, berita buat kamu: Bu Jono masak pakai cinta. Itu berita paling penting malam ini!”
(Semua tertawa lagi, suasana makin hangat. Budi tiba-tiba angkat tangan.)
Budi: “Pak, berarti kalau makan sambil ngobrol kayak gini, kita kayak main hape zaman dulu ya?”
Pak Jono (tersenyum bangga): “Betul, Budi. Bedanya, hape zaman dulu ini nggak ada tombol off-nya. Selalu nyala selama kita bersama!”
(Semua terdiam sebentar, menikmati pesan itu. Lalu kembali makan dengan senyum di wajah masing-masing.)
Cobalah “mode makan tanpa gadget” untuk menghidupkan suasana nostalgia keluarga! 😊