PASSIR Angkat Ketapel Jadi Cabor Nasional, Warisan Tradisional yang Mendunia

INDRAMAYU  # Permainan tradisional ketapel, yang sempat nyaris dilupakan, kini bangkit menjadi salah satu cabang olahraga resmi di bawah naungan Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI). Komunitas PASSIR (Pantura Slingshot Squad Indramayu) bersama komunitas ketapel dari Cirebon menggelar latihan bersama (Latber) di Taman Aspirasi Rakyat Indramayu (TARI), Minggu (01/12/2024).

Acara ini dihadiri oleh puluhan penggemar ketapel yang antusias melestarikan budaya tradisional sekaligus mempersiapkan diri untuk berbagai ajang perlombaan.

Bacaan Lainnya

Ketapel: Warisan Tradisional yang Terlestarikan

Menurut Angga, anggota komunitas PASSIR, olahraga ketapel bukan sekadar permainan biasa, tetapi juga sarana melatih konsentrasi dan ketepatan.

“Kami ingin melestarikan permainan tradisional yang hampir punah. Alhamdulillah, sekarang ketapel sudah menjadi cabang olahraga yang diakui KORMI dan diperlombakan di tingkat nasional,” jelas Angga.

PASSIR, yang berdiri sejak 2019, memiliki anggota aktif sekitar 50 orang dari berbagai kecamatan di Indramayu. Latihan rutin dilakukan di markas komunitas, sedangkan latihan gabungan diadakan dua minggu atau sebulan sekali untuk mempererat silaturahmi antaranggota dan komunitas lain.

Inovasi Lokal: Ketapel Berkualitas Ekspor

Selain mempopulerkan olahraga ketapel, PASSIR juga menggandeng pembuat ketapel lokal untuk memproduksi alat berkualitas tinggi. Salah satu pembuat ketapel, Danu dari Kandanghaur, menjelaskan bahwa ketapel buatannya telah merambah pasar internasional.

“Ketapel model TTF dengan bahan mikarta yang dipres harganya bisa mencapai Rp500 ribu. Untuk bahan kayu lokal seperti jambu, harganya sekitar Rp100 ribu hingga Rp150 ribu. Ketapel khusus untuk ekspor ke Amerika atau Eropa bisa mencapai Rp3 juta,” ungkap Danu.

Teknik dan Metode Latihan Ketapel

Ketapel dimainkan dengan teknik khusus, seperti membidik target berupa kaleng atau spinner dari jarak 10 meter menggunakan peluru gotri. Latihan ini memerlukan konsentrasi tinggi dan penguasaan teknik yang baik.

Ketua PASSIR, Pak Memet, bersama wakilnya, Usman Ali, terus mendorong anggota untuk berlatih demi meningkatkan kemampuan dan menjaga tradisi.

“Kami ingin olahraga ketapel semakin dikenal, tidak hanya di Indramayu, tetapi juga di tingkat nasional dan internasional,” ujar Pak Memet.

Ketapel: Simbol Pelestarian Budaya dan Prestasi Olahraga

Ketapel bukan hanya alat permainan, tetapi juga simbol pelestarian budaya dan peluang untuk berprestasi. Dengan dukungan KORMI, komunitas seperti PASSIR berkomitmen menjadikan ketapel sebagai olahraga yang mendunia, tanpa melupakan akar tradisionalnya.

Latihan rutin dan inovasi alat oleh pembuat lokal menjadi langkah konkret untuk menjaga eksistensi olahraga ini.

“Ketapel adalah bagian dari tradisi yang harus dijaga. Dengan menjadi cabang olahraga resmi, kami harap ketapel semakin dicintai dan terus berkembang,” pungkas Angga.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *