Surabaya, 18 Agustus 2024 – Dilansir dari Instagram UnexpInd, Jumlah petani gurem di Indonesia mengalami peningkatan signifikan sebesar 21% pada tahun 2023, sehingga mencapai 17,71 juta rumah tangga. Provinsi Jawa Timur tercatat sebagai daerah dengan jumlah petani gurem terbanyak, yaitu 4,55 juta rumah tangga. Petani gurem adalah mereka yang mengelola lahan pertanian kurang dari 0,5 hektare, dan meskipun mereka memegang peran penting dalam ketahanan pangan, mereka terus menghadapi berbagai tantangan, termasuk alih fungsi lahan dan keterbatasan sumber daya.
Dalam periode 2013-2023, alih fungsi lahan sawah mencapai angka yang mengkhawatirkan, yaitu sekitar 60.000 hingga 80.000 hektare per tahun. Hal ini menyebabkan kehilangan hasil padi yang signifikan, yakni sekitar 1,8 juta ton hingga 2,4 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) setiap tahunnya. Selain itu, penurunan luas lahan sawah sebesar 79.607 hektare dalam lima tahun terakhir semakin memperburuk kondisi para petani gurem, yang pada akhirnya menegaskan perlunya solusi segera untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Peningkatan jumlah petani gurem ini menyoroti krisis di sektor pertanian yang memerlukan perhatian serius dari pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan lainnya. Petani gurem tidak hanya memerlukan akses yang lebih baik ke lahan dan sumber daya, tetapi juga dukungan dalam bentuk kebijakan yang melindungi lahan pertanian dari konversi yang tidak terkendali, serta program-program yang dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka.
Dengan ketahanan pangan yang menjadi isu strategis, penting bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang mendukung keberlanjutan para petani gurem, sehingga mereka dapat terus berkontribusi dalam menjaga ketersediaan pangan nasional.