Pentingnya Pendidikan Karakter dan Kesejahteraan Guru di Hari Guru Nasional 2024

panturajournalist.com # Memperingatan Hari Guru Nasional 2024 bukan sekadar momentum untuk memberikan penghargaan kepada guru, tetapi juga menjadi waktu yang tepat untuk merenungkan peran dan tantangan besar yang kita hadapi dalam dunia pendidikan saat ini.

Sebagai pilar utama pendidikan, guru memikul tanggung jawab besar dalam membentuk generasi yang berilmu, berakhlak, dan berdaya saing. Namun, di era digital ini, kita dihadapkan pada tantangan yang semakin kompleks. Tantangan itu antara lain, pertama, tantangan era digital. Teknologi yang semakin maju memberikan peluang besar untuk meningkatkan mutu pendidikan. Namun, tidak bisa kita pungkiri, teknologi juga membawa dampak negatif. Anak-anak kita, para siswa, sering kali terjebak dalam penggunaan gawai yang kurang produktif, bahkan cenderung merusak moral mereka.

Bacaan Lainnya

Di sisi lain, guru dituntut untuk tidak hanya menguasai teknologi tetapi juga mampu menyesuaikannya dengan metode pembelajaran yang efektif dan relevan.

Kedua, mutu pendidikan yang belum kompetitif. Indeks pendidikan kita, baik di tingkat nasional maupun global, masih menunjukkan bahwa ada banyak hal yang perlu kita benahi. Kurikulum, fasilitas sekolah, serta akses pendidikan yang merata harus terus menjadi fokus bersama.

Guru sebagai pelaksana utama pembelajaran di kelas membutuhkan pelatihan yang berkesinambungan agar kompetensi mereka selalu relevan dengan tuntutan zaman.

Ketiga, kesejahteraan guru, khususnya guru honorer yayasan. Kita tidak bisa menutup mata terhadap nasib guru honorer, terutama di yayasan, yang kesejahteraannya masih jauh dari layak. Mereka yang seharusnya mendapatkan penghargaan atas pengabdian tanpa batas, justru sering kali berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dalam konteks ini, mari kita dorong pemerintah, yayasan, dan seluruh pemangku kepentingan agar lebih memprioritaskan kesejahteraan mereka. Keempat, tantangan moral generasi muda. Pendidikan karakter adalah tantangan besar lainnya.

Kita tidak hanya ingin anak-anak cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki moral dan etika yang kuat. Guru menjadi pelita dalam kegelapan, membawa nilai-nilai kebaikan, kejujuran, dan tanggung jawab kepada setiap siswa.

Ekspektasi terhadap Dunia Pendidikan

Ekspektasi terhadap Dunia Pendidikan Ilustrasi sekolah. Ilustrasi sekolah. Ekspektasi masyarakat terhadap dunia pendidikan sangatlah tinggi. Mereka mengharapkan sistem pendidikan yang mampu mencetak generasi unggul, baik secara intelektual, moral, maupun spiritual. Untuk itu, pemerintah telah, dan terus, berupaya menghadirkan solusi konkret untuk memenuhi harapan tersebut, di antaranya:

Pertama, peningkatan kompetensi guru. Pemerintah telah mengadakan berbagai pelatihan berbasis teknologi dan digitalisasi pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi guru agar siap menghadapi tantangan era digital.

Kedua, kesejahteraan guru. Program pengangkatan guru honorer menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah salah satu langkah untuk memperbaiki kesejahteraan guru. Meskipun belum sempurna, ini menjadi titik awal yang perlu didukung dan terus diperbaiki.

Ketiga, akses teknologi dan infrastruktur. Dalam upaya pemerataan pendidikan, pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur sekolah dan akses internet di daerah terpencil agar tidak ada siswa yang tertinggal. Keempat, revitalisasi pendidikan karakter. Melalui program Merdeka Belajar, pemerintah juga menekankan pembentukan karakter siswa dengan memberi ruang lebih luas bagi pendidikan moral dan nilai-nilai kebangsaan.

Jangan Ada Kasus Supriyani Baru

Sebelumnya viral kasus yang harus dijadikan perhatian bersama dan menyorotinya dengan analisis yang bijak. Kasus guru honorer Supriyani yang dituduh menganiaya siswa di SD Negeri 4 Baito, Konawe Selatan, menjadi contoh betapa rentannya profesi guru terhadap kriminalisasi.

Supriyani, yang telah mengabdi sebagai guru honorer selama 16 tahun, dituduh menganiaya. Menurut pihak keluarga siswa, anak mereka mengalami luka akibat pemukulan dengan sapu ijuk. Kasus ini berujung pada tuntutan bebas oleh jaksa penuntut umum, namun tetap menjadi contoh penting bagi kita semua.

Kita harus memastikan bahwa kasus seperti ini tidak boleh terulang lagi. Guru harus dilindungi dari tuduhan yang tidak berdasar dan diberikan ruang untuk menjalankan tugasnya dengan baik.

Oleh karena itu, mari kita bersama-sama menjaga integritas profesi guru dan memastikan bahwa mereka dapat bekerja dengan tenang tanpa ancaman kriminalisasi.

Walakhir, terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada seluruh guru di Indonesia. Tetaplah menjadi lentera yang menerangi masa depan bangsa. Semoga pengabdian dan keikhlasan para guru senantiasa menjadi amal jariyah yang mulia.

 

Oleh; MASDUKI DURYAT, Penulis adalah Rektor Institut Studi Agama Islam Al-Amin Indramayu dan dosen UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon tinggal di kandanghaur Indramayu.
Artikel ini merupakan pendapat atau karya pribadi penulis. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *